TEMPO.CO, Sumenep- Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berkunjung ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin, 21 Januari 2019. Ada tiga agenda yang dilakukan Sandi selama di ujung timur Pulau Madura itu. Pertama, silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Islam di Karang Cempaka, Kecamatan Bluto.
Kedua, ziarah ke kompleks makam Raja-raja Keraton Sumenep, Asta Tinggi, dan ketiga bertemu generasi millennials Sumenep di Gedung Nasional Indonesia (GNI). Acara di GNI menjadi sorotan publik Sumenep.
Baca: Ke Sumenep, Sandiaga: Saya Akan Openi Wisata Ziarah Ini
Mereka menggunjingkan acara itu di media percakapan online, juga media sosial. Acara disorot tentu bukan karena dihadiri bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, melainkan ada kesalahan tulis kata pada backdrop panggung.
Kata milenial di banner panggung ditulis dengan melenial. Sejumlah netizen pun mengirimkan screenshot keterangan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa yang benar adalah milenial.
Sandi sendiri nampaknya tak menyadari kesalahan tulis itu. Dia terus saja berdialog dengan para relawan dari Sahabat Prabowo-Sandi (SPS). Menurut dia kaum milenial tak boleh takut berwirausaha. "Kaum melenial jangan takut berwirausaha. Kaum melenial perlu kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas," kata dia.
Simak: Di Madura, Sandiaga Mendapat Sumbangan yang Dikumpulkan di ...
Apalagi, sambung Sandi, Sumenep memiliki potensi daerah yang luar biasa banyaknya dan punya nilai jual, khususnya potensi bidang pariwisata. Dengan pengelolaan yang tepat, objek wisata yang dimiliki Sumenep sangat mungkin menjadi sumber kesejahteraan masyarakat. "Lalu apa peluang usaha yang cocok untuk kaum melenial? Salah satunya adalah pariwisata. Kaum melenial cukup memanfaatkan 'gadget' untuk mempromosikan pariwisata," ujar dia.
Sandiaga menyebut dengan berwirausaha, maka kaum melenial bukan mencari kerja, terapi bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat Indonesia. "Kami dulu sempat di PHK. Lalu berwirausaha dan hanya punya tiga karyawan. Tapi saat ini sudah memiliki 30 ribu karyawan yang tersebar di Indonesia," kata Sandi menceritakan pengalamannya berwirausaha.
MUSTHOFA BISRI